BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Dunia usaha pada saat ini telah
berkembang dengan pesat. Berbagai jenis produk telah dikembangkan dengan adanya
ilmu pengetahuan dan teknologi memberi dampak yang pesat di dunia usaha dan
perekonomian Indonesia. Maka, setiap perusahaan harus waspada dalam menghadapi
persaingan yang sangat ketat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan
suatu keputusan yang dapat memecahkan masalah tersebut yang biasanya diambil
dari berbagai alternatif pilihan yang ada.
Dalam menjalankan aktivitasnya
perusahaan banyak dihadapkan pada peluang baik di masa sekarang maupun di masa
yang akan datang, peluang yang datang pada suatu perusahaan tidak selamanya
akan menghasilkan keuntungan.
Untuk menghindari dan menekan
kerugian untuk masa ketidakpastian, perusahaan-perusahaan melakukan
peramalan-peramalan. Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan di
masa yang akan datang dengan melihat data dari masa lalu. Esensi peramalan
adalah perkiraan peristiwa di waktu yang akan datang atas dasar data di waktu
yang lalu dan penggunaan kebijakan terhadap proyeksi pada pola di waktu lalu.
Peranan
peramalan dalam ekonomi bisnis sangat penting. Pertama, untuk mengkaji
kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan di masa lalu serta melihat
sejauh mana pengaruhnya di masa datang. Kedua, peramalan diperlukan
karena adanya time lag atau delay antara saat suatu kebijakan
perusahaan ditetapkan dengan saat implementasi. Ketiga, dengan adanya
peramalan maka dapat dipersiapkan program dan tindakan perusahaan untuk
mengantisipasi keadaan di masa datang, sehingga resiko kegagalan dapat
diminimumkan. Keempat, peramalan merupakan dasar penyusunan bisnis pada
sebuah perusahaan. Kelima, peramalan juga dapat digunakan dalam decision
making pada berbagai tingkatan manajemen perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis
mencoba melakukan perhitungan peramalan terhadap penjualan produk semen 3 Roda
dan semen Gresik sebagai acuan dalam penulisan ilmiah ini.
Oleh karena itu penulis tertarik
untuk mengambil judul “ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEMEN PADA TB.KEMANG 99
”
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, penulis merumuskan masalah yaitu sebagai berikut :
1.
Bagaimana kondisi peramalan penjualan produk semen 3
Roda dan semen Gresik pada triwulan tahun 2013 dengan menggunakan metode Moving
Average (MA) dan Weight Moving Average ( WMA ) ?
2.
Bagaimana kondisi peramalan Biaya Pemasaran semen 3
Roda dan semen Gresik pada triwulan tahun 2013 dengan menggunakan metode Moving
Average ( MA ) dan Weighted Moving Average (WMA) ?
Untuk
mempersempit masalah yang akan dibahas maka dalam penulisan
ilmiah ini
penulis membatasi masalah hanya pada peramalan terhadap penjualan semen 3 Roda
dan semen Gresik pada triwulan tahun 2013 dengan menggunakan metode Moving
Average (MA) 3 bulan dan Weighted Moving Average (WMA) 3 bulan dengan bobot
50%, 30%, dan 20%.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan ilmiah
ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui kondisi peramalan penjualan produk
semen 3 Roda dan semen Gresik pada triwulan tahun 2013 dengan menggunakan
metode Moving Average (MA) dan Weight Moving Average ( WMA )
2.
Untuk mengetahui peramalan biaya penjalan produk semen
3 Roda dan semen Gresik pada triwulan tahun 2013 dengan menggunakan metode
Moving Average ( MA ) Weighted Moving Average (WMA).
3.
Untuk mengetahui besarnya penyimpangan/ eror atau Mean
Absolue Devisiasion dari hasil perhitungan peramalan penjualan dan biaya
penjualan pada triwulan tahun 2013 dengan menggunakan metode Moving Average
(MA) dan Weighted Moving Average (WMA).
1.4
Manfaat Penelitian
Dalam suatu perusahaan manfaat
peramalan adalah sebagai berikut :
1.
Manfaat hasil penelitian bagi dunia akademis adalah
menambah pengetahuan dan wawasan dalam mempelajari peramalan.
2.
Manfaat praktis hasil penelitian bagi perusahaan yang
bersangkutan adalah perusahaan dapat mengetahui jumlah produk yang harus
disediakan untuk penjualan mendatang.
1.5 Metode Penelitian
Penulis melakukan
metode penelitian dengan cara mengumpulkan data dari hasil studi pustaka dan
hasil lapangan agar hasil penulisan yang didapat lebih akurat dan objektif,
maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1.5.1. Objek Penelitian
Dalam melakukan penelitian penulis memilih Perusahaan
TB.KEMANG 99 sebagai objek penelitian yang beralamat di Jln. Kemang Raya no.99
Kampung Cikumpa, Sukmajaya Depok.
1.5.2. Data / Variabel Yang Digunakan
Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yang
dapat dilakukan untuk memperlancar penelitian, jenis datanya yaitu :
1. Data
primer
Yaitu
data mengenai objek penelitian yang langsung di dapat dari perusahaan atau
melalui wawancara langsung terhadap pihak yang berhubungan dengan bidang
penjualan.
2. Data
sekunder
Yaitu
data yang di peroleh dengan cara meminta dokumen – dokumen atau laporan –
laporan penjualan yang bersumber dari perusahaan dan pihak yang berkaitan,
khususnya pada bidang penjualan.
1.5.3. Metode Pengumpulan Data /
Variabel
Untuk memperoleh data serta keterangan – keterangan yang diperlukan beberapa metode pengumpulan data. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu :
a.
Studi Lapangan
Penulis
langsung mendatangi Perusahaan TB.Kemang 99
objek penelitian untuk memperoleh data – data yang diperlukan.
b. Wawancara
Dilakukan untuk mendapatkan data dengan cara mewawancarai langsung dengan
pihak perusahaan yang bersangkutan, dalam hal ini dengan pemilik Toko Bangunan.
c. Studi
Pustaka
Penulis melakukan pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membaca dan
mengkaji literatur referensi yang terkait dengan topik penulisan.
1.6 Sistematika
Penulisan
Materi
penulisan ini diatur secara sistematis untuk mempermudah pembahasan dan secara
garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab
ini berisi tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan
Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada
bab ini dikemukakan tentang Definisi Peramalan/Forecasting, Proses Peramalan,
Jenis-jenis Peramalan, Kegunaan Peramalan, Metode Peramalan, Teknik-teknik
Peramalan, Kesalahan Peramalan, Kajian Penelitian Sejenis.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam
bab ini dapat diuraikan objek penelitian, variable yang digunakan, dan metode
metode yang akan dipakai dan alat analisis.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas sejarah singkat dan perkembangan perusahaan,
kegiatan perusahaan, serta menghitung peramalan terhadap penjualan produk semen
3 Roda dan semen Gresik tahun 2013 dengan menggunakan metode Moving Average
(MA) 3 bulan dan Weighted Moving Average (WMA) 3 bulan dengan bobot 50%, 30%,
dan 20%.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini, penulis mencoba untuk memberikan beberapa kesimpulan
berdasarkan apa yang telah diuraikan dan dianalisis pada bab IV serta beberapa
saran dengan harapan dapat bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Peramalan
Menurut T. Hani Handoko ( 2000 : 260 ),
Peramalan adalah usaha untuk
meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu.
Menurut Pangestu Subago ( 2000 : 1 ), Peramalan adalah memperkirakan jumlah
produk yang akan dibutuhkan konsumen.
Menurut Husain Umar ( 2000 : 297 ), Peramalan dapat digunakan untuk
mengetahui sesuatu keadaan di masa datang, ramalan yang dilakukan umumnya akan
berdasarkan pada data yang didapat pada masa lampau yang dianalisis dengan
cara-cara tertentu.
Menurut Phillip Kotler dan Gary Armstrong ( 1997 : 223 ), Meramal adalah seni
memperkirakan permintaan di masa depan dengan mengantisipasi apa yang tampaknya
akan dilakukan pembeli di bawah kondisi masa depan tertentu.
Menurut Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad
( 2000 : 40 ), Peramalan adalah usaha untuk mengetahui jumlah produk atau
sekelompok produk di masa datang dalam kendala dan kondisi tertentu.
Menurut Gunawan Adisaputro ( 2003 : 148 ),
Peramalan adalah suatu cara
untuk mengukur atau menaksir kondisi bisnis di masa mendatang.
Jadi, Peramalan adalah suatu cara
yang digunakan oleh sebuah perusahaan untuk mengetahui kondisi penjualan
produknya di masa yang akan datang berdasarkan data yang tersedia di masa lalu
dengan suatu metode tertentu.
2.1.2 Proses Peramalan
Analisis
peramalan dugunakan sebagai pembantu perasaan bukan sebagai keputusan yang
sudah pasti. Langkah-langkah dalam proses peramalan menurut T. Hani Handoko (
2000 : 260 ) adalah sebagai berikut :
1. Penentuan Tujuan
Yaitu langkah pertama yang terdiri atas penentuan macam
estimasi yang diinginkan. Sebaliknya, tujuan tergantung pada
kebutuhan-kebutuhan informasi para manajer.
2. Pengembangan Model
Yaitu
mengembangkan suatu model yang merupakan penyajian secara lebih sederhana
sistem yang dipelajari. Dalam peramalan, model adalah suatu kerangka analitik yang bila dimasukkan data
menghasilkan estimasi penjualan di waktu yang akan datang.
3. Pengujian Model
Yaitu untuk menentukan tingkat akurasi, validitas dan
reliabilitas yang diharapkan.
4. Penerapan Model
Setelah
pengujian analisis menerapkan model
dalam tahap ini, data historik dimasukkan dalam model untuk menghasilkan suatu
ramalan. Dalam kasus model penjualan Y = a + bx, analisis menerapkan
teknik-teknik matematik agar memperoleh nilai a dan b.
5. Revisi dan Evaluasi
Ramalan-ramalan yang telah dibuat harus
senantiasa diperbaiki dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin dilakukan karena
adanya perubahan-perubahan dalam perusahaan atau lingkungannya.
2.1.3 Jenis-Jenis Peramalan
Menurut
Sofyan Assauri ( 1999 ), ada
beberapa jenis ramalan yang cukup relevan dalam pengambilan keputusan manajemen
penjualan, salah satu pembagian yang penting adalah sebagai berikut :
- Potensi
Pasar
Adalah kemungkinan
penjualan total barang dan jasa oleh industri yang ada.
- Potensi Penjualan
Perusahaan
Adalah
kemungkinan penjualan total untuk sebuah perusahaan.
- Peramalan
Penjualan Perusahaan
Adalah estimasi realitis tentang penjualan aktual dalam
rupiah atau unit yang diharapkan akan dicapai perusahaan dalam periode
mendatang menurut rencana pemasaran.
Menurut
M. Mursid ( 1997 ), ada dua
macam ramalan penjualan yaitu sebagai berikut :
1. Ramalan Penjualan Industri
Digunakan
untuk memperkirakan jumlah penjualan yang akan dicapai pada pasar yang relevan.
2. Ramalan Penjualan
Perusahaan
Digunakan
untuk memperkirakan tingkatan penjualan perusahaan- perusahaan yang diharapkan berdasarkan atas
rencana pemasaran yang telah dipilih dan
lingkungan pasaran yang telah ditentukan.
2.1.4 Kegunaan Peramalan
Keguanaan
peramalan yang dapat diambil oleh manajemen adalah :
- Untuk menentukan kebijakan dalam penyusunan anggaran yang meliputi aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan.
- Mengurangi akibat kekurangan atau kelebihan persediaan karena dapat menimbulkan biaya yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.
- Membantu kegiatan pemasaran dikemudian hari.
- Untuk mengurangi atau mengganti produk yang kurang memberikan keuntungan bagi perusahaan.
2.1.5 Metode Peramalan
Menurut
T. Hani Handoko ( 2000 : 255 ),
Peramalan dilakukan dengan 3 ( tiga ) metode yaitu Top-Down, Buttom-Up
dan dari pengalaman masa lalu yang diekstropolasi ke waktu mendatang dengan
menggunakan berbagai prosedur matematikal dan statistikal.
1 .Top-Down Forecasting
Metode imi dimulai dengan penggunaan
hasil-hasil peramalan berbagai kondisi bisnis umum yang dibuat oleh para ekonom
dalam lembaga-lembaga pemerintahan,
perusahaan-perusahaan besar dan universitas-universitas.
Bentuk metode ini lebih terperinci
dan dibuat menurut pesanan dibeli dari organisasi-organisasi yang khusus
bergerak dalam peramalan ekonometrik ( peramalan kecenderungan ekonomi,
penggunaan prosedur-prosedur statistik dan matematis ).
2. Buttom-Up Forecasting
Metode ini dimulai dengan perkiraan
permintaan produk akhir individual. Berapa banyak setiap produk akhir individu
? Berapa banyak setiap produk akhir akan dapat dipasarkan perusahaan tahun
depan ? Berapa jam pelayanan yang akan diminta ?
Dalam metode ini para peramal akan
menerima estimasi-estimasi dari orang-orang bagian penjualan, para dealer dan
para pelanggan. Analisis juga mengamati pola-pola penjualan di waktu yang lalu
untuk mendapatkan ramalan yang agregat.
3. Interpretasi Permintaan
Bagaimanapun juga peramalan
dilakukan dalam kondisi ekonomi yang dinamik dan oleh karena itu, jarang dapat
dilakukan secara sempurna. Setelah permintaan nyata diketahui, sering timbul
masalah bahwa ramalan-ramalan tidak mengantisipasi permintaan yang tepat. Ini
mengakibatkan timbul kesulitan-kesulitan baru, karena ramalan-ramalan baru ini
mungkin mengakibatkan perlunya penyusunan rencana-rencana persediaan dan
skedul-skedul baru.
2.1.6 Teknik-teknik Peramalan
1. Teknik-teknik Kualitatif
Teknik Kualitatif adalah subjek atau judgemental atau
berdasarkan pada estimasi-estimasi dan pendapat-pendapat.
Berbagai sumber pendapat peramalan kondisi bisnis adalah sebagai berikut:
a. Para
eksekutif
Sering mempunyai kemampuan untuk memberikan masukan-masukan forecasting
yang berguna, terutama dari para manajer-manajer yang berpengalaman.
b. Orang-orang
penjualan.
Anggota kelompok ini secara tetap berhubungan dengan pelanggan, sehingga
akan mampu untuk menperkirakan rencana-rencana pembelian, sikap dan kebutuhan
mereka.
c. Para
langganan
Yang membeli keluaran produk atau jasa perusahaan yang kadang bersedia
dan berkeinginan untuk mengungkapkan rencana-rencana pembelian mereka.
d. Lain-lain
Dalam banyak contoh, para spesialis ( ahli ) dalam berbagai bidang
memberikan pendapat-pendapat yang sangat bernilai.
Sedangkan
berbagai teknik peramalan kualitatif yang dapat digunakan, secara ringkas dapat
diuraikan sebagai berikut :
a.
Metode Delphi
Merupakan teknik yang mempergunakan suatu prosedur yang sistematik untuk
mendapatkan suatu konsensus pendapat-pendapat dari suatu kelompok ahli.
b. Riset Pasar
Adalah peralatan peramalan yang berguna, terutama bila
ada kekurangan data historik atau data tidak reliabel.
c.
Analogi
Historik
Peramalan dilakukan dengan menggunakan pengalaman-pengalaman historik
dari suatu produk yang sejenis.
d.
Konsensus
Panel
Gagasan yang didiskusikan oleh kelompok akan menghasilkan ramalan-ramalan
yang lebih baik daripada dilakukan oleh seseorang.
2. Analisis Runtun Waktu ( Time Series )
Model-model
peramalan runtut waktu mencoba untuk meramalkan kejadian-kejadian di waktu yang
akan datang atas dasar serangkaian data di masa lalu. Serangkaian data ini
merupakan serangkaian observasi berbagai variabel menurut waktu, dan biasanya
ditabulasi dan digambarkan dalam bentuk grafik yang menunjukkan perilaku
variabel subjek. Beberapa pendekatan untuk menganalisis runtut waktu telah
tersedia, yang semuanya bermaksud merinci runtut waktu menjadi
komponen-komponen yang terpisah. Dengan merinci serangkaian data menjadi
komponen-komponen, maka akan dapat dicapai tingkat ketepatan yang lebih besar
karena pengaruh-pengaruh yang terpisah pada nilai ramalan akhir
dipertimbangkan.
Komponen-komponen
runtut waktu terdiri atas :
a.
Trend
Yang menunjukan pola gerakan
penurunan atau pertumbuhan jangka panjang serangkaian data historic.
b.
Variasi Musiman
Mencerminkan pengaruh pola-pola pembelian musiman.
c.
Pengaruh-pengaruh Siklikal
Adalah komponen dasar runtun waktu.
d.
Residua tau Erratic
Menunjukan fluktuasi-fluktuasi data
yang tidak sistematik atau acak (random).
Prosedur peramalan yang umum
digunakan adalah sebagai berikut :
1.
Mendapatkan data historik dan menggambarkannya dalam “scatter diagram” untuk mengetahui tipe
hubungan ( linear atau kuadratik ).
2.
Mencari persamaan trend.
3.
Mencari indeks musim.
4.
Memproyeksikan trend ke waktu yang akan dating.
5.
Mengalihkan nilai-nilai trend bulanan dengan indeks
musim.
6.
Memodifikasi nilai-nilai yang diramal dengan
pengetahuan tentang :
-
Kondisi-kondisi bisnis siklikal ( C ).
-
Antisipasi pengaruh-pengaruh yang tidak “biasa” ( E ).
Secara
ringkas, metode-metode analisis trend dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Freehand
Dengan
metode ini garis trend dibuat secara bebas tanpa menggunakan rumus matematika.
Kurva trend “freehand” yang digambarkan melalui titik-titik data
merupakan cara penyajian termudah dan barangkali memadai dari data. Ramalan
dapat diperoleh secara sederhana dengan penarikan garis trend untuk periode
yang diramal. Bagaimanapun juga, apa yang tampaknya memadai bagi suatu
perusahaan belum tentu berlaku juga bagi perusahaan lain, atau metode ini
mempunyai subyektivitas sangat tinggi sehingga jarang digunakan.
b. Kuadrat
Terkecil ( Least Squares )
Adalah
salah satu metode yang paling luas digunakan untuk menentukan persamaan trend
data karena metode ini menghasilkan apa yang secara matematik digambarkan
sebagai “line of best fit”. Untuk persamaan linear, garis trend dicari
dengan penyelesaikan simultan nilai a dan b pada dua persamaan normal berikut :
∑ Y = n a
+ b ∑ X
∑ XY = a ∑ X + b ∑ X2
Keterangan:
∑ Y =
jumlah variabel bergantung
n =
jumlah observasi dalam sample
a =
intercept fungsi pada aksis Y bila X = 0
b =
kemiringan garis fungsi
∑ XY = jumlah variabel bebas dan variabel bergantung
Bila titik
tengah data sebagai tahun dasar, maka ∑
X = 0 dan dapat dihilangkan dari kedua
persamaan di atas, dan menjadi :
∑ X2
Keterangan:
∑ Y =
jumlah variabel bergantung
n =
jumlah observasi dalam sample
a =
intercept fungsi pada aksis Y bila X = 0
b =
kemiringan garis fungsi
∑ XY = jumlah variabel bebas dan variabel bergantung
c. Moving
Average ( Rata-rata Bergerak Sederhana )
Diperoleh melalui penjumlahan dan
pencarian nilai rata-rata dari sejumlah periode tertentu, setiap kali menghilangkan
nilai terlama dan menambah nilai baru. Kelemahan metode ini adalah tidak
mempunyai persamaan untuk peramalan, sebagai gantinya menggunakan nilai
rata-rata bergerak terakhir sebagai nilai ramalan periode berikutnya.
Jumlah Periode
Keterangan:
∑ X = jumlah variabel bebas
d. Weighted
Moving Average ( Rata-rata Bergerak Tertimbang )
Adalah suatu metode peramalan yang
cara penghitungannya hampir sama dengan metode MA, hanya berbeda pada adanya
penambahan bobot pada tiap data. Data terakhir yang masuk dalam periode
perhitungan rata-rata diberi bobot lebih besar.
Dapat
digunakan rumus :
∑
bobot
Keterangan:
∑ ( bobot ) = jumlah bobot
X = variabel bebas
e.
Exponential Smoothing
Adalah suatu tipe teknik peramalan
rata-rata bergerak yang melakukan penimbangan terhadap data masa lalu dengan
cara eksponensial sehingga data paling akhir mempunyai bobot atau timbangan
lebih besar dalam rata-rata bergerak.
Dapat digunakan rumus :
Ft = Ft
– 1 + α ( At
– 1 - Ft – 1 )
Keterangan
:
Ft = ramalan untuk periode sekarang ( t )
Ft-1 = ramalan yang dibuat untuk periode
terakhir ( t – 1)
α = smoothing constant ( 0 ≤ α < 1 )
At
– 1 = permintaan nyata periode
terakhir
3. Analisis Regresi dan Korelasi
Analisis Regresi adalah metode statistic yang digunakan untuk
menentukan hubungan antar paling tidak dua variabel satu atau lebih variabel
bebas ( independent variables ) dan
satu variabel bergantung ( dependent
variables ). Tujuannya adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai
variabel bergantung dalam hubungannya dengan nilai variabel bebas tertentu.
Basis prediksi ini secara umum adalah data historik.
Dapat digunakan rumus sebagai
berikut :
a =
Y - b X
n ∑
X2 - ( ∑
X )2
∑ (
Y - Yi ) 2
n - 2
Keterangan
:
n =
jumlah observasi dalam sample
X =
variabel bebas
Y =
variabel bergantung
a =
intercept fungsi pada aksis Y bila X = 0
b =
kemiringan garis fungsi
SYX =
kesalahan standar estimasi
Analisis Korelasi adalah mengukur derajat hubungan antara dua
atau lebih variabel-variabel, tanpa melihat bentuk hubungan. Koefisien korelasi
pada umumnya dihitung dengan rumus :
[ n ∑X2
- (∑X
)2 ] [
n ∑Y2 - (∑Y )2
Keterangan:
n =
jumlah observasi dalam sample
X =
variabel bebas
Y =
variabel bergantung
4. Analisis Regresi Berganda
Adalah
sejumlah variabel-variabel dipertimbangkan dan pengaruh setiap variabel bebas
pada variabel bergantung dinyatakan. Atau dengan kata lain, nilai Y tidak hanya
bergantung pada satu variabel, tetapi sejumlah variabel, missal X1,
X2, X3, …..Xn.
2.1.7 Kesalahan Peramalan
Dalam
meramalkan suatu peramalan, harus mempertimbangkan kesalahn peramalan, maka
semakin baik metode tersebut. Menurut T.
Hani Handoko ( 2000 :291 ), kesalahan peramalan mempunyai 2 ( dua )
komponen yang harus ditinjau kembali secara hati-hati oleh analis, yaitu :
1.
Ukuran atau besarnya perbedaan antara permintaan nyata
dengan peramalan ( error = e ).
2.
Arah kesalahan, yaitu apakah permintaan nyata berada di
atas atau di bawah ramalan.
Suatu ukuran kesalahan ramalan yang umum digunakan adalah Mean
Absolute Devisiasion ( MAD ). Secara
sederhana, ukuran ini merupakan selisih antara permintaan nyata dan ramalan
dengan tingkat rata-rata kesalahan selama meramalkan. Dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :
N
Keterangan : N : Jumlah Data Penjualan
2.1.8 Pengertian Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk
selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut
berubah kembali dalam bentuk uang tunai (Mulyadi, 1991 : 529). Menurut Kusnadi,
dkk dalam bukunya Akuntansi Manajemen Komprehensif, Tradisional dan
Kontemporer, biaya pemasaran adalah biaya yang dibebankan (segala pengeluaran)
didalam penjualan suatu barang atau jasa dari keluarnya barang sampai ke tangan
pembeli.
Biaya
pemasaran juga dapat diartikan semua biaya yang telah terjadi dalam rangka
memasarkan produk atau barang dagangan, dimana biaya tersebut timbul dari saat
produk atau barang dagangan siap dijual sampai dengan di terimanya hasil
penjualan menjadi kas (Supriyono, 1992: 201-202).
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya pemasaran adalah biaya yang
dikeluarkan untuk menjual produk atau barang dagangan sampai ke tangan
konsumen.
2.1.8.1 Penggolongan Biaya Pemasaran
Secara garis besar biaya pemasaran dapat dibagi menjadi dua
golongan:
a. Biaya
untuk mendapatkan pesanan (order – getting cost), yaitu biaya yang dikeluarkan
dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan
ini adalah biaya gaji wiraniaga (sales person), komisi penjulan, advertensi dan
promosi.
b. Biaya untuk memenuhi pesanan
(order – filling costs), yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk mengusahakan
agar supaya produk sampai ke tangan pembeli dan biaya-biaya untuk mengumpulkan
piutang dari pembeli. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah
biaya pergudangan, biaya pembungkusan dan pengiriman, biaya angkutan, dan biaya
penagihan ( Mulyadi, 1991: 530 ).
Sedangkan menurut jenis biaya, biaya pemasaran digolongkan ke
dalam:
a. Hubungannya dengan kegiatan
pemasaran, digolongkan menjadi:
1. Biaya pemasaran langsung
Adalah biaya pemasaran yang terjadinya atau manfaatnya
dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu. Misalnya kepada
fungsi pemasaran atau pusat-pusat laba tertentu didalam usaha pemasaran.
Adalah biaya pemasaran yang terjadinya atau manfaatnya
tidak dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.
Misalnya kepada fungsi pemasaran atau pusat-pusat laba
tertentu didalam usaha pemasaran.
b. Hubungannya dengan variabilitas
biaya terhadap volume ataukegiatan, dalam penggolongan ini biaya dikelompokkan:
1. Biaya pemasaran tetap
Biaya pemasaran yang jumlah totalnya tidak berubah
(konstan) dengan adanya perubahan kegiatan atau volume pemasaran sampai dengan
tingkatan kapasitas tertentu. Elemen biaya tetap misalnya: gaji manajer dan
staf, biaya penyusutan, dan sebagainya.
2. Biaya pemasaran variabel
Biaya pemasaran yang jumlah totalnya berubah secara
proporsional dengan perubahan kegiatan atau volume pemasaran. Semakin besar
volume atau kegiatan pemasaran semakin bersar jumlah biaya pemasaran variabel,
demikian pula sebaliknya apabila volumenya rendah.
c. Penggolongan biaya pemasaran dihubungkan dengan dapat terkendalikan atau tidaknya suatu biaya. Dalam hal ini biaya dikelompokkan:
1.
Biaya pemasaran terkendalikan
Biaya pemasaran yang secara langsung dapat dikendalikan
atau dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu
tertentu, berdasar wewenang yang dia miliki.
2. Biaya pemasaran tidak terkendalikan
Biaya pemasaran yang tidak dapat dipengaruhi oleh
seorang pimpinan tertentu berdasar wewenang yang dia miliki, atau tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang pimpinan dalam jangka waktu tertentu (Supriyono, 1993:
205-207). Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Biaya (1999: 530),
biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran digolongkan
sebagai berikut:
1.
Fungsi penjualan → terdiri dari kegiatan untuk memenuhi
pesanan yang diterima dari pelangggan. Biaya fungsi penjualan terdiri dari:
gaji karyawan fungsi penjualan, biaya depresiasi kantor, biaya sewa kantor,
dll.
2.
Fungsi advertensi → fungsi advertensi terdiri dari
kegiatan perancangan dan pelaksanaan
kegiatan untuk mendapatkan pesanan melalui kegiatan advertensi dan promosi.
Biaya fungsi advertensi terdiri: gaji karyawan fungsi advertensi, biaya iklan,
biaya pameran, biaya promosi, biaya contoh (sampel).
3.
Fungsi pergudangan → fungsi pergudangan terdiri dari
kegiatan penyimpanan produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya fungsi
pergudangan terdiri: gaji karyawan gudang, biaya depresiasi gudang, dan biaya
sewa gudang.
4.
Fungsi
pembungkusan dan pengiriman → fungsi pembungkusan dan pengiriman terdiri dari
kegiatan pembungkusan produk dan pengiriman produk kepada pembeli. Fungsi
pembungkusan dan pengiriman terdiri: gaji karyawan pembungkusan dan pengiriman,
biaya bahan pembungkus, biaya pengiriman, biaya depresiasi kendaraan, biaya
operasi kendaraan.
5.
Fungsi kredit dan penagihan → fungsi kredit terdiri
dari kegiatan pemantauan kemampuan keuangan pelanggan dan penagihan piutang
dari pelanggan. Biaya fungsi kredit dan penagihan terdiri: gaji karyawan bagian
penagihan, kerugian penghapusan piutang, potongan tunai.
6.
Fungsi akuntansi pemasaran → fungsi akuntansi pemasaran
terdiri dari kegiatan pembuatan faktur dan penyelenggaraan catatan akuntansi
penjualan. Biaya fungsi pemasaran terdiri dari: gaji karyawan fungsi akuntansi
pemasaran dan biaya kantor.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya pemasaran dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Biaya untuk mendapatkan pesanan
Biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendapatkan pesanan.
2. Biaya utnuk memenuhi pesanan
Biaya yang dikeluarkan dalam rangka memenuhi pesanan.
3. Biaya pemasaran langsung
Biaya yang berhubungan langsung dengan fungsi/kegiatan pemasaran
tertentu.
4. Biaya pemasaran tidak langsung
Biaya yang tidak memiliki hubungan yang jelas dengan
fungsi atau kegiatan pemasaran tertenu.
5. Biaya pemasaran tetap
Biaya yang tidak berubah dengan adanya perubahan
kegiatan pemasaran tertentu.
6. Biaya pemasaran variabel
Biaya yang berubah-ubah dengan adanya perubahan kegiatan
pemasaran tertentu.
2.1.8.2 Karakteristik Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan
biaya produksi. Karakteristik biaya pemasaran adalah sebagai
berikut :
a.
Banyak ragam kegiatan pemasaran ditempuh oleh
perusahaan dalam memasarkan produknya, sehingga perusahaan yang sejenis
produknya, belum tentu menempuh cara pemasaran yang sama. Hal ini sangat
berlainan dengan kegiatan produksi. Dalam memproduksi produk, pada umumnya
digunakan bahan baku, mesin, dan cara produksi yang sama dari waktu ke waktu.
b.
Kegiatan pemasaran seringkali mengalami perubahan
sesuai dengan tuntutan perubahan kondisi pasar. Disamping terdapat berbagai
macam metode pemasaran, seringkali terjadi perubahan metode pemasaran untuk
menyesuaikan dengan perubahan kondisi pasar. Karena perubahan kebutuhan
konsumen yang menghendaki pelayanan cepat, maka suatu perusahaan mungkin akan
mengganti saluran distribusinya yang selama ini digunakan. Begitu juga kegiatan
perusahaan pesaing akan mempunyai pengaruh terhadap metode pemasaran yang
digunakan oleh suatu perusahaan, sehingga metode pemasaran produk sangat
fleksibel. Hal ini menimbulkan masalah penggolongan dan interpretasi biaya
pemasaran.
c.
Kegiatan pemasaran berhadapan dengan konsumen yang
merupakan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Manajemen
dapat mengendalikan biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, jam kerja dan jumlah
mesin yang digunakan, tetapi tidak seorangpun dapat mengatakan apa yang
dilakukan oleh konsumen. Dalam kegiatan produksi, efisiensi diukur dengan
melihat jumlah biaya yang dapat dihemat untuk setiap satuan produk yang
diproduksi. Sebaliknya dalam kegiatan pemasaran, kenaikan volume penjualan
merupakan ukuran efisiensi meskipun tidak setiap kenaikan volume penjualan
diikuti dengan kenaikan laba.
d.
Dalam biaya pemasaran terdapat biaya
tidak langsung dan biaya bersama (joint cost) yang lebih sulit
pemecahannya bila dibandingkan dengan yang terdapat dalam biaya produksi. Jika
suatu perusahaan menjual berbagai macam produk dengan cara pemasaran yang
berbeda-beda diberbagai daerah pemasaran, maka akan menimbulkan masalah biaya
bersama yang kompleks ( Mulyadi, 1991 : 531 – 532 ).
2.2 Kajian Penelitian Sejenis
Peneliti
mengkaji hasil-hasil penelitian yang memiliki kesamaan topik dengan topik yang
sedang dan akan diteliti oleh peneliti, dengan tujuan agar peneliti bisa
menghargai hasil pemikiran dan penelitian orang lain. Kajian penelitian
sejenisnya adalah sebagai berikut :
1.
Fitriyah,
1021782, “Analisis Peramalan Penjualan Produk Korek Api Gas Pada PT.
Tokai Dharma Indonesia”. Tahun 2008, Fakultas Ekonomi Universitas Negri
Jakarta, Indrianti, SE.,MM.
Kesimpulan dari penulisan ilmiah di atas adalah sebagai
berikut :
Setelah
melakukan perhitungan peramalan penjualan korek api gas pada PT. Tokai Dharma
Indonesia, dengan menggunakan metode MA ( 3 ) penjualan bulan Juni mengalamai
penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan bulan Mei. Penjualan
pada bulan Juni hanya mencapai 853.000 unit dengan MAD 104,55 tetapi pada bulan
Juli dan Agustus penjualan kembali menanjank naik sehingga mencapai 868.000 dan
877.000 unut dengan MAD 9,41 dan 85,54 untuk bulan September penjualan kembali
mengalami penurunan yang cukup tinggi.
2.
Dyanna
Permanasari, 10203328, “Analisi Peramalan Penjualan Pada UD. Tahu
Said”. Tahun 2006, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Sri Kurniasih
Agustin, SE.,MM.
Kesimpulan dari penulisan ilmiah di atas adalah sebagai
berikut :
Berdasarkan
hasil peramalan ternyata metode ( MA ) 3 bulan lebih baik digunakan oleh perusahaan karena meiliki tingkat kesalahan
yang lebih kecil. Berdasarkan perhitungan peramalan dengan menggunakan metode
Moving Average ( MA ) 3 bulan maka penjualan tahu goreng untuk bulan Agustus
2006 sebanyak 28.417 potong dengan MAD sebesar 2.313,33 dan harga per potong sebesar
Rp 183,- dengan MAD sebesar 20,33 . Sedangkan penjualan tahu potong untuk tahu
potong untuk bulan Agustus 2006 sebanyak 27.807 potong dengan MAD sebesar
1.554,11 dan harga per potong sebesar Rp 150,- dengan MAD sebesar 11,22 .
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penulisan ilmiah ini penulis mengambil
objek pada TB.KEMANG 99 yang beralamatkan di Jln. Kemang Raya no.99 Kampung
Cikumpa, Sukmajaya Depok 16412.
3.2 Data / Variabel Yang Digunakan
Data
/ variabel yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.
Data penjualan dari tahun 2012 sampai dengan 2013.
2.
Kuantitas penjualan.
3.
Harga produk.
3.3
Metode Pengumpulan Data / Variabel
Metode
pengumpulan data/ variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Observasi, yaitu penulis mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap aktivitas perusahaan.
2.
Wawancara, yaitu penulis melakukan wawancara langsung dengan
mengajukan petanyaan-pertanyaan kepada pemilik perusahaan tersebut secara
langsung untuk mendapatkan data.
3.4
Alat Analisis Yang Digunakan
Untuk
mengolah data, penulis menggunakan beberapa alat analisis yaitu sebagai berikut
:
1.
Analisis Kuantitatif, yaitu penulis menggunakan
analisis dengan teknik-teknik kuantitatif dalam manajemen operasional.
2.
Analisis Deskriptif, yaitu pengambilan data dari
lapangan pada jangka waktu tertentu untuk kemudian diolah berdasarkan prosedur
yang tepat yaitu analisis time series dengan menggunakan metode Moving Average
(MA) dan Weight Moving Average (WMA) untuk mengetahui bagaimana analisis
peramalan jumlah penjualan semen 3 Roda dan semen Gresik pada TB.Kemang 99.
3.4.1 Moving Average ( MA )
Adalah
suatu metode peramalan dengan mengkombinasikan data dari beberapa periode
terbaru atau terakhir. Diperoleh melalui penjumlahan dan pencarian rata-rata
dari sejumlah periode tertentu, setiap kali menghilangkan nilai terlama dan
menambah nilai baru.
Jumlah Periode
3.4.2 Weighted Moving Average ( WMA )
Adalah
suatu metode peramalan yang cara perhitungannya hampir sama dengan metode MA,
hanya berbeda pada adanya penambahan bobot pada tiap data. Data terakhir yang
termasuk dalam periode perhitungan rata-rata diberi bobot yang lebih besar.
Dapat
digunakan rumus :
∑
bobot
Dalam perhitungan ini akan digunakan
Weighted Moving Average ( WMA ) 3 bulan dengan bobot 50%, 30%, dan 20%.
3.4.3 Mean Absolute Devisiasion
Suatu
ukuran kesalahan ramalan yang umum digunakan adalah Mean Absolute
Devisiasion ( MAD ). Secara
sederhana, ukuran ini merupakan selisih antara permintaan nyata dan ramalan
dengan tingkat rata-rata kesalahan selama meramalkan.
Dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :
N
Keterangan : N : Jumlah Data Penjualan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar